https://about.me/mimirahsi

Suka OXYGEN, Suka KERISPATIH, Suka BOLA, Suka KUCING, Suka ICE CREAM, Suka COKELAT

Kamis, 10 Maret 2011

Cinta merubah segalanya atau cinta membutakan segalanya???


Ketika cinta bersemi, dunia terasa indah, sejuk dan semerbak bunga. Segalanya berubah menjadi menyenangkan, mengagumkan, dan menumbuhkan berbagai imajinasi yang selalu terbayang-bayang hingga terbawa mimpi.

Abu Ishaq bin Ibrahim berkata, “ Jiwa orang-orang yang sedang jatuh cinta laksana tetes-tetes  air  yang lembut. Badan mereka menjadi ringan tak berbobot karena dibuai kerinduan dan kedekatan hati. Perkataan mereka dapat menghidupkan orang-oranng yang hatinya mati dan menambah ketajam akal. Sampai-sampai dunia terasa sangat nikmat karena ada cinta dan birahi.”

Cinta itu manis bagai gula. Karena cinta, dunia begitu indah. Hujan dengan dinginnya dan matahari dengan panasnya akan menjadi sahabat atas nama cinta. Dalamnya lautan dan luasnya samudra menjadi  tak berarti karena cinta. Cinta membuat manusia membangun gedung pencakar langit dan terbang menembus langit  serta mampu menembus bumi. Karena cinta juga manusia mampu membuat karya spektakuler yang di kenang sepanjang masa. Cinta juga yang mempengaruhi manusia membangun sebuah peradaban dan menciptakan karya-karya monumental. Itulah cinta yang menjadi rebutan manusia sepanjang masa.

Cinta merubah pribadi seseorang dalam sekejap mata, kata Abu Al-Ghifari (2003:12). Cinta membuat muka masam menjadi berseri, kantong tipis jadi serasa tebal, dan penakut menjadi pemberani. Cinta yang menyebabkan seseorang tak merasa sakit, derita menjadi jalan keluar bahkan yang memmbuat seseorang menjadi kuat di tengah himpitan hidup yang mendera. Itulah cinta ibarat bensin yang mampu menggerakkan mesin. Ibarat angin yang mampu bergerak super elastic. Ibarat matahari yang mampu menerangi semesta. Cinta adalah nafas kehidupan.

Sebaliknya, karena cinta juga banyak orang yang gelap mata, buta hati, dangkal pikiran. Perilaku mereka tak terkontrol dan cenderung seperti orang yang sedang berkhayal dan bermimpi. Tidak ada konsentrasi dan focus. Pikirannya melayang-layang membayangkan keindahan dan ketakjuban sang kekasih. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Siang-malam di lalui dengan mata terbuka menatap langit-langit mewujud wajah sang kekasih bersama waktu yang terbuang percuma !

Atas nama cinta pula seseorang tega mengakhiri hidup secara tragis: terlentang dir el kereta api, meminum racun dan menjerat lehernya sendiri. Cinta meledakkan peperangan di mana-mana. Atas nama cinta seseorang tega membunuh sesame dan memicu kerusuhan yang menghanguskan ribuan rumah. Cinta membuat manusia merintih dan menangisi hidup sepanjang masa. 

Menurut Abdullah nasih Ulwan (1996: 15), adanya cinta memberi banyak hikmah, di antaranya:
1.      Sesungguhnya cinta itu ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan. Apakah seseorang akan menempuh cintanya dengan cara terhormat dan mulia? Ataukah ia akan menolak atau menerima? Apakah ia benar-benar tertarik atau main-main? Semuanya dapat diketahui setelah di terpa rintangan dan ujian.
2.      Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang lebih besar di dalam melestarikan kehidupan lingkungan. Ada cinta maka manusia ada.
3.      Bahwa fenomena cinta merupakan factor terjadinya interaksi romantic antar sesama manusia . dengan cinta manusia bisa saling mengenal, menyayangi, menjaga, saling menasehati dalam hak dan bakhtil, serta berada dalam kemajuan hidup yang pesat. Menurut para psikolog, cinta adalah himpunan nilai-nilai kemanusiaan yang didalamnya menjelma makna hakiki dari kata “manusia”. Manusia yang tidak mampu mencintai akan kehilangan makna sebagai manusia. Karenanya, hilangnya cinta adalah kehancuran bagi manusia. (Dr. Muhammad Qarni, 2002).
4.      Bahwa cinta melahirkan karakter dan perilaku yang berbeda dengan kekuatan yang berbeda pula. Dengan cinta manusia bisa menjadi makhluk yang baik, sekaligus dengan cinta bisa menjadi makhluk yang rakus dan biadab. Namun cinta dengan dasar keimanan akan melahirkan keajaiban dan kekaguman, merubah hidup buram menjadi terang, dan menjunjung kehormatan dan kemuliaan.

PAMER AURAT


Diakui atau tidak, manusia modern mulai kehilangan jati dirinya. Hal ini di tandai dengan adanya perilaku “pamer aurat”. Di jalan-jalan remaja sudah tidak risih lagi dengan pakaian ketat dan nyaris terbuka atau rok mini dengan kaos you can see serta jeans bolong dan ketat, dandanan wajah dan potongan rambut yang tidak karuan.

Ironisnya, mode buka-bukaan atau pamer aurat dikatakan seni. Prinsipnya, tubuh wanita itu indah, kenapa harus di tutup-tutupi. Mereka tidak menyadari akibat dari terbukanya aurat wanita. Padahal dalam timbangan hokum Islam, seluruh tubuh wanita adalah aurat yang haram ditampakkan dan haram untuk dilihat.

Khalid bin Abdurrahman Asy-Syayi (2002) merinci bahaya aurat wanita bagi laki-laki: 
  1. Laki-laki akan melalaikan tugas dan kewajiban karena terganggunya oleh penampilan- penampilan seronok dari para wanita yang ia lihat di jalan-jalan, kendaraan-kendaraan, pasar-pasar, dan sebagainya.
  2. Munculnya keinginan untuk melakukan tindak kriminal yang direncanakan. Sebab, secara tidak langsung ia telah mendapat undangan tidak resmi da’I wanita-wanita yang memamerkan tubuhnya.
  3. Luasnya kesempatan untuk mengarahkan pandangan kepada wanita.
  4. Hilangnya nama baik laki-laki jika yang memamerkan perhiasan atau tubuhnya itu ternya isterinya atau anggota keluarganya. Ia akan mendapat celaan dan hinaan dari masyarakat. Lebih parah lagi jika keluar bareng, berarti ia merestui perbuatan tersebut.

Bagi wanita yang dengan sombongnya memamerkan aurat, di ancam dengan siksaan yang pedih:
“Siapapun wanita yang melepaskan pakaiannya (menampakkan auratnya) bukan di rumahnya sendiri, maka Allah akan merobek tirai kehormatannya (tidak ada penyelamat baginya)”. (HR. Ahmad, At-Tabrani dan Al-Hakim).

“Ada dua golongan dari ahli neraka yang siksanya belum pernah saya lihat sebelumnya, (1) kaum  yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang di gunakan memukul orang (ialah penguasa yang zhalim) (2)Wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Rambutnya sebesar punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium wanginya, padahal bau surge itu tercium sejauh perjalanan yang amat panjang.”(HR. Muslim).

Munculnya kebiasaan pamer aurat ini di sebabkan beberapa factor di bawah ini (Abu Al-Ghifari, 2003):
  1.  Maraknya tayangan televisi atau bacaan yang terlalu berkiblat ke mode Barat. Factor ini adalah yang paling dominan. Betapa tidak, semenjak menjamurnya televisi dengan persaiangan merebut pemirsa dan di bukanya kran kebebasan pers sehingga menjamurnya berbagai tabloid yang mengumbar mode buka-bukaan ala Barat menyababkan munculnya peniruan di kalanga generasi muda Islam. Hal ini lebih di perparah lagi dengan menjamurnya rental-rental VCD yang semakin membawa generasi muda memasuki dunia mode ala Barat.
  2. Minimnya pengetahuan anak terhadap nilai-nilai Islam sebagai akibat di kuranginya jam pendidikan agama di sekolah-sekolah umum. Factor ini merupakan realitas yang menyakitkan. Betapa di Negara mayoritas Islam yang seharusnya syari’at Islam di jun jung tinggi, tapi kenyataannya justru di pinggirkan. Akibatnya, generasi muda Islam semakin jauh dari Islam dan kehilangan arah dalam menentukan sikap termasuk cara berpakaian. Tujuan utama di kurangi jam pelajaran agama agar anak lebih menguasai bidang Iptek untuk mengejar ketertinggalan dengan dunia Barat. Namun pada kenyataannya justru lebih hancur karena mental anak didiknya kosong dari nilai-nilai agama. Di sisi lain, pendidikan agama di madrasah-madrasah sepulang sekolah formal saat ini tidak efektif karena perhatian anak lebih terfokus pada tayangan televisi.
  3. Kegagalan fungsi keluarga. Munculnya kebiasaan pamer aurat ini secara tidak langsung menggambarkan kegagalan fungsi keluarga sebagai control terhadap gerak langkah anak-anak muda. Para orang tua telah gagal memberikan pendidikan agama yang benar. Parahnya, orang tua sendiri cenderung terbawa arus modern, terbukti pamer aurat ini kini telah merambah juga ke para orang tua dengan dalih yang sama : ikut mode! .
    • Saat ini, rumah kaum muslimin telah bergeser  fungsi dari lembaga pendidikan informal, tempat mendidik putrid-putrinya menjadi anak shaleh, menjadi bioskop, restoran atau hotel. Rumah tak ubahnya seperti bioskop, sekedar tempat nonton, orang tua dan anak-anak sama-sama keranjingan siaran televisi. Rumah juga tak ubahnya sebagai hotel, hanya sekedar tempat tidur dan tak ubahnya restoran hanya sekedar tempat makan. Sementara itu ruh dari rumah itu sendiri yaitu pendidikan akhlak dan aqidah sudah sangat jarang diberikan di rumah. Akibatnya ketika anak keluar rumah, tak ubahnya sosok kuda yang kehilangan kendali.  
  4. Peran para perancang yang tidak memahami dengan benar prinsip pakaian Islam. Sebagaimana kita maklumi, gairah generasi muda dalam menekuni Islam setelah runtuhnya orde baru cukup signufikan. Untuk merespon kecenderungan ini, banyak para perancang yang sesungguhnya tidak mengerti aturan pakaian Islam, mencoba merancang pakaian Islam dengan polesan mode yang lagi trend. Kemudian di adakn fashion show, di tayangkan di televisi dan dimuat di tabloid-tabloid dan berbagai surat kabar.
Parahnya, mode itu banyak keluar dari rel Islam, sementara remaja Islam yang minim pengetahuannya tentang pakaian Islam, menganggap bahwa para perancang itu mutlak benar.





Haqani, lukman. 2004. JANGAN KATAKAN CINTA . Bandung : Pustaka Ulumudin.